Rabu, 19 Juni 2013

Cewek Apa Cowok?!

          Mungkin bisa dibilang gue adalah manusia paling ga ada kerjaan di dunia. Kerja gue tiap hari cuman melototin laptop, ngecek twitter, fesbuk, 9gag, dan browsing tentang pertanyaan-pertanyaan aneh yang muncul di otak tapi malu untuk ditanyakan pada orang di kehidupan nyata. Mulai dari pertanyaan-pertanyaan pointless seperti "Apakah Doraemon juga boker", "Siapa pemilik bulu ketek terpanjang di dunia", "Bagaimana agar kentut kita berbau seperti parfum", sampai yang kejam seperti "Bagaimana membunuh orang tanpa ketahuan" dan "Dukun santet tarif termurah". Tapi namanya juga ABG, gue juga hobi mensearch hal-hal yang behubungan dengan cinta (eaaa). Dan entah mengapa tiap nge-search mengenai itu, banyak banget iklan-iklan (baik yang pop-up maupun cuman yang nongol di samping artikel) yang muncul, mulai dari tawaran kecan buta sampe yang bunyinya kira kira: "Anda kesepian? Tante X siap menemani.", "Mahasiswi butuh duit, apakah Anda ingin membantu?" dan lain-lain. Hell, gue ga segitu desperate-nya nyari cowo kali, sampe harus membelokkan orientasi seks dan mulai pake alternatif tante-tante dan mahasiswi butuh duit.

          Dan di internet—kalo buka artikel soal cinta-cintaan—banyak kata-kata dan kalimat di sana yang menerangkan perbedaan pemikiran antara cowok dan cewek. Ada yang bilang cewek itu kalo mau sesuatu nggak langsung ngomong, tapi mancing dulu biar kesannya dia nggak minta tapi si cowok yang nawarin. Beda dengan cowok yang kalau mau apa-apa langsung to the point. Ada juga yang bilang kalo cewek tuh suka heboh sama hal-hal kecil, beda sama cowok yang lebih seringnya cuek aja. Menurut mereka juga, cewek suka ngelarang cowoknya yang macam-macam, nggak boleh inilah, nggak boleh itulah… Sedangkan cowok lebih menghargai apa yang ceweknya inginkan. Habis baca semua ini, muncullah sebuah pertanyaan di otak gue: Apa bener gue ini cewek? Tiba-tiba pemikiran mengerikan muncul, bahwa mungkin saja gue ini sebenarnya terlahir sebagai cowok, cuma waktu kecil titit gue dipotong habis dan dilubangi karena obsesi nyokap untuk punya anak betina… hiiiiih.

Sumpah gue nggak ngerti kenapa pikiran gue nggak ‘cewek’. Kalo bergaul sama teman-teman gue yang ‘cewek banget’ juga kadang gue merasa mereka itu konyol, Liat baju bagus di internet, heboh. Liat artis Korea yang cakep, heboh. Liat adegan romantis dikit, heboh. Denger gue cursing dikit, heboh. Liat bokapnya di gebukin preman, heboh (ya iyalah). Pokoknya gue bener-bener tidak merasa seperti cewek… sampai akhirnya gue ketemu dua temen yang sama anehnya sama gue. Theresia dan Eddtwin. Kita bertiga nggak ngerasa kayak cowok, nggak juga ngerasa kayak cewek. Setelah perdebatan panjang tentang ini itu kita akhirnya mutusin bahwa kita normal, hanya saja mindsetnya beda dari cowok-cowok dan cewek-cewek kebanyakan. Jadi ya… bisa dibilang kita spesial gitu (cieee).

Simpelnya, akhirnya kita bertiga jadi dekat karena punya banyak kesamaan. Mulai dari selera humor, selera musik, hingga kejorokan dan kebrutalan yang sama. Eddtwin sempat heran waktu gue dan Tere mandangin foto orang yang perutnya kebuka (mungkin karena pembunuhan atau kecelakaan) di disturbing picture-nya Kaskus dengan muka datar tanpa ekspresi. Kita berdua malah ngelanjutin browsing disturbing picture lainnya. Pas muncul gambar tokai, gue—entah kenapa—spontan nyeletuk “wow”. Eddtwin hampir pingsan. Mungkin dia berpikir, dua cewek jorok nan brutal macam apakah yang sedang menerawangi layar komputernya?

Eddtwin sering jadi korban gue. Gue suka nggak fair sama dia kalo urusan bantah-membantah. Kalau gue menang bantah-bantahan, gue bakal nyombongin diri dan terus-terusan bilang dia payah. Kalau dia yang menang bantah-bantahan dan dia bilang gue payah, gue bakal tendang tititnya. Eddtwin sok kuat padahal bibirnya tiba-tiba pucat, gue cuma mandangin dia dan tertawa kejam penuh kemenangan (jahat ya?). Muahahaha. Hingga akhirnya kini Eddtwin telah berevolusi dan memiliki refleks yang cepat untuk merapatkan kedua kakinya ketika ekspresi gue sudah mulai berubah.

Beda sama Eddtwin, Tere lebih brutal dari gue. Jadi gue tunduk aja kalo bantah-bantahan sama dia. Mulutnya tajam dan nggak tanggung-tanggung. Rasanya JLEB kalo berargumen sama dia. Lebih baik dihindari. Tapi Tere baik kok, unyu pula (ini antisipasi aja kalo kebetulan dia baca postingan gue, Tere kalo nyubit sadis). Yak, sampe di sini dulu ya cerita tentang gue kali ini, Nyokap udah nyuruh makan. Ada ‘Chicken Curry Noodles with Sunny Side up’ (baca: Indomie Kari Ayam plus telor ceplok) menunggu di atas meja. Dadaaaah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar